DI JALAN-MU
Buku sejarah yang usang
Tersentuh oleh tangan yang penuh kasih
Berlahan debu tebal yang menyelimuti menghilang
Terhapus dengan jiwa social dan kemuliaan seorang hamba
Terbitlah cakra wala kehidupan
Dalam naungan samda ilahi
Menciptakan mutiara-mutiara iman dan taqwa di sanu bari
yang lara
Bak embun pagi
yang sejukkan hati
Menyusuri setapak demi setapak lorong waktu
Menembus peliknya kehidupan
Melawan ganasnya gelombang
Sang nahkoda terus berlayar
SERUMPUN
PERDU
Dihamparan ladang yang tandus
Kering kerontang bagai tak berpenghidupan
Serumpun perdu betapa tangguhnya dia
Tumbuh dan bersemi di antara bokahan bebatuan
Tak ada setitik air yang bisa menjadi penyejuknya
Terik matahari membakar di sepanjang hari
Satu persatu daun kering berguguran
Berterbangan tanpa daya tersapu angin
Namun,dia tetap bertahan dalam nestapa
Mencari kesejatian
diri yang hakiki
Mengukir makna dan arti dalam hidup ini
Memberi rasa kenyang bagi hewan-hewan yang kelaparan.
TAWAKAL
Seberkas cahaya di lautan luas
Meski tak terang cahayamu samar terlihat
Sanggupkah terus bertahan di tengah gelombang yang maha
dahsyat
Badai pun datang mengoyak dan menghempas
Luruh ,rapuh dan tergulai
Sayup terdengar,
la khaula wala kuwwata illa billah
Walau tertatih ketegaran itu kembali kokoh berdiri
Dalam puing-puing yang berserakan
Membangun sebuah tahta menempati singasana
Yang berpondasikan peluh dan air mata
TUNAIKANLAH
Di
tengah malam yang sunyi senyap
Mata
yang terpejam seolah tanpa dosa
Indahnya
buaian mimpi yang menyesatkan
Hangatnya
selimut yang menyelimuti ragawi
Membuat
terlena dalam kenikmatan yang vana
Hembusan
sang bayu yang menusuk sukma
Seketika
terhenyak dan terjaga di kesadara jiwa
Keheningan
yang mencekam bagai rumah yang tak bertuan
Deguk jantung
yang tertahan,terasa sesakan
dada
Beralaskan
sajadah panjang yang membentang
Luruh bersimpuh
menghadap-MU
Tuli dan
mati diri,tengelam dalam
kepasrahanku